MAKALAH
MODEL
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran
Matematika
Dosen pengampu : Lilik Ariyanto, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok I
Yayuning Tyas (14310161)
Nur Kholifah Listianingrum (14310179)
Asih Muktiani (14310185)
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
TAHUN 2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas limpahan rahmat, hidayah dan inayahNya sehingga penulisan
Makalah Model Pembelajaran Konstruktivis dapat
terselesaikan.
Disadari bahwa
tulisan ini masih banyak memiliki kekuragan, baik dari segi isi, bahasa,
analisis dan lain sebagainya. Untuk ini, saran dan kritik pembaca dengan senang
hati akan penulis terima.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan Makalah Model Pembelajaran Konstruktivis ini masih banyak mengalami kekurangan. Untuk itu sangat dibutuhkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan penulisan Makalah Model Pembelajaran Konstruktivis ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat
pagi pembaca dan penulis.
Semarang, 7
Oktober 2015
Tim
penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul.......................................................................................................................... i
Kata Pengantar......................................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
A.
Latar
Belakang............................................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................................ 1
C.
Tujuan
Penulisan.......................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan
A.
Pengertian
Konstruktivis.............................................................................................. 3
B.
Kelebihan
dan Kekurangan Model Pembelajaran Kontruktivis................................... 4
C.
Proses
Belajar dalam Pandangan Konstruktivisme...................................................... 5
D.
Menyusun
Rencana Pembelajaran Kontruktivis........................................................... 6
E. Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika dengan Model Kontruktivis................. 6
Bab III Penutup
A.
Kesimpulan................................................................................................................... 8
B.
Saran............................................................................................................................. 8
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan merupakan aspek yang penting dalam belajar
matematika. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan
mempengaruhi kualitas belajar siswa yang berdampak pada rendahnya prestasi
belajar siswa. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut dilakukan dengan pembelajaran
yang menekankan keaktivan siswa. Model pembelajaran yang
menekankan siswa yang akan dibahas pada makalah ini adalah Model pembelajaran
dengan Strategi Konstruktivisme Student Active Learning.
Konstruktivisme dapat dijadikan sebagai pengetahuan
kognitif dan perspektif metodelogis (Nodding,1973). Sebagai perspektif
meodologis dalam ilmu social konstruktivisme bahwa manusia adalah subjek
pengetahuan, bahwa perilaku manusia terutama tujuan dan bahwa organism manusia
masa kini memiliki kapasitas sangat maju untuk menorganisir pengetahuan
(Magoon,1977).
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan
dibahas pada makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah mengkonstruksi pengetahuan
merupakan aspek yang penting dalam belajar matematika?
2.
Bagaimana cara penerapan model konstruktivis
?
3.
Apa sajakah manfaat dari model konstruktivis
?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Agar pembaca mengetahui pengtingnya
mengkonstruksi pengetahuan
2.
Agar pembaca mengetahui penerapan
model pembelajaran konstruktivis dalam pembelajaran
3.
Agar pembaca mengetahui manfaat
model pembelajaran konstruktivis.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Konstruktivis
. Menurut Hudojo (dalam Septiati, 2012:2) pembelajaran matematika
dalam pandangan konstruktivisme adalah membantu siswa membangun konsep-konsep
dan prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses
internalisasi dan transformasi dari konsep-konsep dan prinsip-prinsip itu
sehingga terbangun kembali menjadi konsep/prinsip baru. Oleh karena itu, pembelajaran matematika merupakan suatu proses aktif
dalam upaya membantu siswa membangun pemahaman.
Dalam pembelajaran matematika dengan
pendekatan konstruktivisme, siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya di dalam
benaknya baik secara individu maupun bersama teman (diskusi) dalam usaha
mengembangkan kemampuan penalarannya, seperti yang dikemukakan oleh Wallace,
Engel dan Mooney (dalam Asra dan Sumiati, 2007: 47-48) bahwa teori belajar
kognitif memiliki postulat “untuk
pengembangan penalaran pembelajaran harus dalam bentuk diskusi
kelompok”. Dalam pembelajaran
konstruktivisme, siswa mengkonstruksi pengetahuannya melalui diskusi kelompok
sehingga akan mampu meningkatkan kemampuan penalaran dan prestasi matematika
siswa. Hal ini bertentangan dengan pembelajaran digunakan seperti konvensional
bahwa guru hanya memindahkan pengetahuannya kepada siswa atau siswa hanya menerima pengetahuan yang sudah jadi dari
gurunya, sehingga pembelajaran seperti ini
kurang mampu meningkatkan kemampuan
penalaran siswa.
B. Keunggulan dan Kelemahan dari Pembelajaran Open Ended
1.
Keunggulan Model
Konstruktivisme
a. Pembelajaran berdasarkan
konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan
secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan
dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.
b. pembelajaran berdasarkan
konstruktivisme memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah
dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa
agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki
kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan
dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.
c.
pembelajaran
konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya.
Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi
tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasanpada saat yang tepat.
d.
pembelajaran
berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba
gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan
menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan
akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
e.
pembelajaran
konstruktivisme mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan merka
setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
f.
pembelajaran
konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung
siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada
satu jawaban yang benar.
2.
Kekurangan
Metode Konstruktivisme
a. Siswa membangun pengetahuan
mereka sendiri, tidak jarang bahwa konstruksi siswa tidak cocok dengan
pembangunan ilmuwan yang menyebabkan kesalahpahaman.
b. Konstruktivisme pengetahuan kita
menanamkan bahwa siswa membangun sendiri, hal ini pasti memakan waktu yang lama
dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda.
c. Situasi dan kondisi masing-masing
sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki infrastruktur yang
dapat membantu keaktifan dan kreativitas siswa.
C. Proses Belajar Dalam Pandangan
Konstruktivisme
Proses
belajar dari pandangan contructivistic dan dari aspek-aspek penelitian, peran
guru, sarana belajar, dan evaluasi pembelajaran (Budiningsih, 2008:58).
1. Proses pembelajaran konstuktivisme.
Konseptual
proses belajar jika dilihat dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan
informasi yang masuk dalam satu arah dari luar ke dalam pengalaman siswa
melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara besar struktur kognitif.
Lebih kegiatan belajar dalam hal proses daripada dalam hal memperoleh
pengetahuan tentang fakta-fakta yang penting-off.
2. Peran siswa.
Menurut
pandangan ini belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan
harus dilakukan oleh penelitian. Siswa harus secara aktif melakukan kegiatan,
berpikir aktif, penyusunan, dan memberi makna pada hal-hal yang sedang
dipelajari. Guru harus mengambil inisiatif untuk mengatur lingkungan yang
optimal yang memberikan kesempatan untuk penelitian. Tetapi pada akhirnya yang
paling menentukan adalah terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa
itu sendiri.
3. Peran guru.
Dalam
pendekatan ini peran guru atau pendidik membantu untuk membuat proses membangun
pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang
sudah memiliki, tetapi untuk membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya
sendiri.
4. Belajar alat.
Pendekatan ini
menekankan bahwa peranan utama dalam belajar siswa adalah aktivitas membangun
pengetahuannya sendiri. Semuanya seperti bahan, media, peralatan, lingkungan,
dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.
5. Evaluasi
Pandangan ini
menunjukkan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai
pandangan dan interpretasi realitas, konstruksi pengetahuan, serta kegiatan
lain yang didasarkan pada pengalaman.
D.
Menyusun
Rencana
Model
Kontruktivistik
1.
Observasi
untuk menemukan masalah.
2.
Merumuskan
masalah
3.
Mengajukan
hipotesis
4.
Mengumpulkan
data
5.
Melaksanakan
eksperimen
6.
Penarikan
kesimpulan
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Matematika Dengan Model Konstruktivis
Bil
|
Fasa
|
Tujuan/Kegunaan
|
Kaedah
|
I
|
Orientasi
|
Menimbulkan
minat dan menyediakan suasana
|
Awali
penyelesaikan masalah sebentar, tunjuk cara oleh guru, tayangan filem, video
dan keratan akhbar
|
II
|
Pencetusan
Idea
|
Supaya
murid dan guru sadar
tentang idea terdahulu
|
Awali,
perbincangan dalam kumpulan kecil, pemetaan konset dan laporan
|
III
|
Penstrukturan
semula idea
i. Pernjelasan dan pertukaran ii. Pendedahan kepada situasi konflik iii. Pembinaan idea baru
iv.
Penilaian
|
Mewujudkan
kesadaran
tentang idea alternatif yang berbentuk saintifik.
Menyadari bahawa idea-idea sedia ada perlu diubahsuai, diperkembangkan atau diganti dengan idea yang lebih saintifik.
Mengenalpasti
idea-idea alternatif dan memeriksa secara kritis idea-idea sedia ada sendiri
Menguji kesahan idea-idea sedia ada
Pengubahsuaian,
pemgembangan atau penukaran idea
Menguji
kesahan untuk idea-idea baru yang dibina
|
Perbincangan dalam kumpulan kecil dan buat laporan
Perbincangan,
pembacaan, input guru.
Amali,
kerja projek, eksperimen, tunjukcara guru
|
IV
|
Penggunaan
idea
|
Pengukuhan
kepada idea yang telah dibina dalam situasi baru dan biasa
|
Penulisan
sendiri kerja projek
|
V
|
Renungan
kembali
|
Menyedari
tentang perubahan idea murid. Murid dapat membuat refleksi sejauh manakah
idea asal mereka telah berubah.
|
Penulisan
kendiri, perbincangan kumpulan, catatan peribadi dan lain-lain.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sejauh yang
kami ketahui, teori konstruktivisme menjelaskan bahwa siswa harus menemukan dan
mentransformasikan informasi ke dalam situasi lain dan mendapatkan ke mereka
sendiri. Dengan dasar pembelajaran harus dikemas ke dalam proses membangun
pengetahuan daripada menerima. Sehingga siswa harus aktif dan kreatif dengan
berbagai masalah yang ada saja, sedangkan guru hanya sebagai panduan dan
fasilitator saja
Tujuan dari konstruktivis sebagai
berikut:
1. Adanya
motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2. Mengembangkan
kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban Anda
sendiri.
3. Membantu
siswa untuk mengembangkan wawasan dan pemahaman konsep secara penuh.
4. Mengembangkan
kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang independen.
5. Lebih
menekankan pada proses belajar bagaimana untuk mempelajarinya.
B.
Saran
1.
Sebaiknya
guru lebih menguasai model pembelajaran konstruktivis supaya siswa bisa
membangun pengetahuannya
2.
Sebaiknya
guru lebih keartif dan inovatif dalam penerapan model pembelajaran
kontruktisvis
3.
Guru juga
bisa memanfaatkan media dalam pembelajaran model konstruktivis
B.
DAFTAR PUSTAKA
Noddings, Nel.(1990).Constructivism in
Mathematics Education.
Journal for Research in Mathematics
Education. Monograph 4, 7-18+195-210.
Riyanto. (2011). Meningkatkan Penalaran dan
Prestasi Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika. 5 (2), 115.
Thoha, Ahmad.dkk..2012. Menerapkan Metode Pembelajaran Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
Matematika.Semarang:IKIP PGRI Semarang.
Play as a link 12bet | Viecasino
BalasHapusVie Casino is an online casino offering a unique gaming experience which link 12bet is truly unique in its nature. The 온카지노 site features the most